expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Ngiklan

Senin, 04 Maret 2019

DASAR TEORI IBU HAMIL FISIOLOGIS TRIMESTER II


DASAR TEORI
IBU HAMIL FISIOLOGIS TRIMESTER II

A.       Pengertian Ibu Hamil
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). (Sarwono, R. Prawiro, 2003)
Dalam masyarakat, definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode trimester untuk memudahkan tahap dari perkembangan janin. Trimester pertama (minggu pertama sampai minggu ke-13) membawa resiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada masa trimester kedua (minggu ke-14 sampai ke-26) perkembangan janin dapat dimonitor dan didiagnosa. Trimester ketiga (minggu ke-27 sampai kehamilan cukup bulan 38-40 minggu) menandakan awal viabilitas, yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.

B.       Perubahan Fisiologis Trimester II
1.         Uterus
a.         Uterus membesar, hipertropi sel-sel otot
b.         Dinding uterus tipis dan lunak
c.         Fetus dapat di palpasi pada abdomen
d.        Uterus jadi bentuk ovale
e.         Adanya kontraksi ” braxson his” 
2.         Servik
a.         Terus memanjang
b.         Adanya mucous plag
c.         Sel otot hipertropi
d.        Kelenjar serviks aktif
3.         Vagina
a.         Sel otot hipertropi
b.         Mukosa tebal
c.         Adanya lorchea
d.        PH asam : 3,5-6,0 
4.         Payudara
a.         Duktus dan alveoli hipertropi
b.         Areola dan putting membesar
c.         Mulai ada sekresi kolostrum.
5.         Sistem Kardiovaskuler
a.         Volume darah meluas 
b.         Hb menurun akibat eskpirasi plasma lebih besar dari pada sel darah merah
c.         Output meningkat 30-50 %
d.        Stroke volume meningkat
e.         Tekanan darah sama dan cenderung sedikit menurun
f.          Terjadi hipertropi, supine khusus pada trimserter kedua akhir
6.         Sistem Respiratory
a.         Oksigen dalam darah meningkat
b.         Pernafasan lebih dalam 
c.         Volume darah stabil
d.        Kebutuhan oksigen meningkat
e.         Uterus membesar dan menekan diagfragma menyebabkan sulit/ sesak nafas.
7.         Sistem Urinary
a.         Perubahan ukuran pada kandung kemih meningkat
b.         Oedema fisiologis pada kandung kemih
c.         Frekuensi berkemih menurun
d.        Dilatasi ginjal dan ureter
e.         Ibu rentang terhadap infeksi traktus urinarius
f.          Filtrasi glomerolus meningkat 50%
g.         Aliran plasma renal meningkat
h.         Ekskresi glokosa, polipeptida, elektrolit dan vitamin yang larut dalam air meningkat.
8.         Sistem Muskuloskeletal
a.         Pusat graviti berubah sebagai akibat membesarnya uterus, lordosis fisiologis
b.         Kram pada kaki
9.         Sistem Integumen
a.         Hiperpigmentasi terutama pada putting dan perinium
b.         Adanya linianigra
c.         Vaskuler adanya palmar eritema
d.        Rambut menjadi lebih halus
e.         Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat
10.     Sistem Gastrointestinal
a.         Mulut dan gigi
1)        Hiperimia, sensitif terhadap zat iritan
b.         Esofagus dan gaster
c.         Kapasitas lambung menurun
d.        Sekresi asam hidroverolik dan pepsin dalam lambung menurun
e.         Liver
1)        Meningkatnya serum phospotase, menurunnya albumin dan globulin
f.          Pankreas
g.         Hipertropi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjadi pada sel-sel beta
h.         Kebutuhan fisiologis kehamilan, pencetus diabetus gestasional
i.           Intestinal
1)        Pengosongan lambung meningkat
2)        Absorbsi  nutrien dan air meningkat.


11.     Sistem Endokrin
a.         Pituitary
Sekresi hormon luteinising dan folikel stimulating hormone Prolaktin meningkat
b.         Tiroid
1)        Vaskularisasi meningkat
2)        Meningkatnya T3 dan T4
3)        BMR meningkat.
c.         Paratiroid
Hiperplasia, sekresi hormon meningkat
d.        Adrenal
1)        Sekresi adenocorticotropik hormon (ACTH) meningkat
2)        Level kortisol meningkat
3)        Level aldesteron meningkat
e.         Plasenta
Fungsi utuh dan komplek

C.       Perubahan Psikologi Trimester II
Menurut Kusmiyati 2008 Kehamilan trimester kedua merupakan periode kesehatan yang baik. Perubahan psiologis yang terjadi pada trimester kedua adalah sebagai berikut:
1.         Tanda-tanda kehamilan secara fisik
Kehamilan trimester II, terlihat tanda-tanda perubahan fisik yang jelas, sehingga dirasakan keberadaan janin. Tanda-tanda tersebut diantaranya uterus yang membesar dengan cepat dan dapat dirasakan jika di palpasi di daerah abdomen, naiknya berat badan, serta payudara yang mulai membesar. Janin dapat terlihat jka dilakukan USG, sehingga dapat diperlihatkan gambar/video janin di dalam kandungan kepada keluarga.
Pada tahap ini, sudah terasa pergerakan dari janin. Hal tersebut membuat calon ibu menerima bahwa janin merupakan bagain terpisah dari dirinya meskipun janin tetap saja bergantung pada dirinya.
2.         Janin sebagai fokus utama
Pada tahap ini, janin sudah menjadi fokus utama dari ibu. Ibu mulai memperhatikan kesehatan dari janin. Ibu menjadi tertarik akan informasi tentang diet dan perkembangan fetal. Pada trimester II. Muncul quickening pada diri ibu, sehingga terjadilah reduksi waktu dan ruang, baik secara geografik maupun sosial. Hal tersebut karena calon ibu telah lebih mengalihkan perhatiannya kepada janin. Selain itu, calon ibu juga lebih mendekatkan hubungan dengan ibu kandungnya atau wanita yang pernah atau sedang hamil.
3.         Narsisme dan introvert
Pada tahap ini, beberapa wanita akan menjadi lebih narsis dan introvert terhadap dirinya sendiri, sadar akan kemampuannya untuk melindungi dan menyediakan kebutuhan bagi janin. Ibu lebih selektif akan makanan dan baju yang ingin dipakai. Beberapa wanita juga akan kehilangan ketertarikan akan pekerjaan, berlebihan jika mengalami kejadian, karena takut jika kejadian tersebut akan berdampak buruk dan membahayakan janin.
Calon ibu mulai tertarik melihat kembali gambar-gambar bersama suaminya pada saat mereka masih bayi. Mereka ingin tahu dan mendengarkan cerita bagaimana mereka sewaktu bayi. Ibu lebih sering menghabiskan waktu untuk memikirkan janin, membaca buku perkembangan janin, serta mengkhayalkan kehidupan setelah janin lahir, senang memanggil janin dengan panggilan kesayangan dan menceritakan tentang kepribadian janin yang ada dalam kandungannya. Orang-orang di sekitarnya, baik suami maupun keluarga yang lain, akan heran sebab hal-hal tersebut berbeda dengan perilakunya yang biasa.
4.         Citra tubuh
Pada trimester II, perubahan bentuk tubuh terjadi begitu cepat dan terlihat jelas. Perubahan yang terjadi mepiluti pembesaran abdomen, penebalan pinggang, dan pembesaran payudara. Hal tersebut semakin memastikan status kehamilan. Wanita merasa seluruh tubuhnya bertambah besar dan menyita ruang yang lebih luas. Perubahan-perubahan ini akan diterima dan dianggap sebagai suatu kebanggaan bagi pasangan suami dan istri. Akan tetapi, sikap ini dapat berubah-ubah seiring dengan perkembangan kehamilan.
Pada awal kehamilan, citra tubuh terlihat positif, namun seiring perkembangan kehamilan pencitraan terhadap tubuhnya akan berubah menjadi lebih negatif. Perasaan ini hanya bersifat sementara dan tidak akan mempengaruhi persepsi tentang diri mereka secara permanen.
5.         Perubahan seksual
Ketertarikan dan aktivitas seksual selama masa kehamilan bersifat individual dan sulit ditebak. Bersifat individual, karena ada pasangan yang puas dan ada yang tidak. Perasaaan tersebut tergantung dari faktor-faktor fisik, emosi, interaksi, budaya, masalah disfungsi seksual, perubahan fisik pada wanita, bahkan tahayul/mitos tentang seks selama kehamilan. Bersifat sulit ditebak, karena perasaan seksual itu dapat sewaktu-waktu naik, turun, atau bahkan tidak berubah. Aktivitas seksual tetap aman dilakukan jika tidak ada komplikasi pada masa kehamilan.
Pada trimester II, terjadi peningkatan sensitifitas dari labia dan klitoris, serta peningkatan lumbrikasi vaginal sebagai hasil dari vasokongesti pelvis. Selain itu, mual dan fatigue juga sudah tidak begitu dirasakan. Hal tersebut menyebabkan timbul peningkatan sejahtera dan energi yang akan meningkatkan keinginan seksual. Orgasme terjadi dengan frekuensi yang lebih banyak dan dengan intensitas yang lebih besar selama kehamilan akibat perubahan-perubahan di atas. Meskipun orgasme akan menyebabkan kontraksi uterin sementara, namun hal itu tidak akan melukai jika kehamilan masih dalam keadaan normal.

D.       Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.
Menurut (Kusmiyati dkk, 2008) Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.
Tanda Bahaya Kehamilan Pada Masa Kehamilan meliputi:
1.         Perdarahan Pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa abortus, kehamilan mola
Penanganan Umum :
Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun tanda–tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena. Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan. (Saifuddin, 2002 : 18-19)
Macam–macam perdarahan pervaginam :
a.         Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta selesai. Macam–macam abortus :
1)        Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa interval luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Penanganannya: lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat, komplikasi berat, atau masih cukup stabil), segera upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau merujuk), temukan dan hentikan dengan segera sumber perdarahan, lakukan pemantauan ketat tentang kondisi pasca tindakan dan perkembangan lanjutan.
2)        Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat–obatan mau pun alat–alat.
3)        Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli. (Hendrayani, 2009:3)
4)        Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan–tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
5)        Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan antibiotika.
6)        Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah: abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi. Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan antibiotika.
7)        Abortus imminens (keguguran membakat) adalah keguguran membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat–obat hormonal dan anti spasmodika serta istirahat. Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual, jika: perdarahan berhenti lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
8)        Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.
b.         Mola Hidatidosa
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga sering kali sulit dibedakan dari kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau mioma uteri.
Penanganan umum :
Jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evaluasi uterus, segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara cepat).
2.         Mual Muntah Berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejalagejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejalagejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.
Penanganan Umum :
Mual muntah dapat diatasi dengan:
a.         Makan sedikit tapi sering
b.         Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
c.         Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.
d.        Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
e.         Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta makanan lain.
f.          Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual
g.         Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
h.         Istirahat cukup
i.           Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa mual
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah.
3.         Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
Penanganan Umum :
a.         Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.
b.         Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya.
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
4.         Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).
Penanganan Umum :
a.         Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b.         Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda–tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.
Komplikasi yang ditimbulkan antara lain kejang dan eklamsia.
5.         Gerakan Janin Berkurang
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.
Penanganan Umum :
a.         Memberikan dukungan emosional pada ibu
b.         Menilai denyut jantung janin (DJJ) :
1)        Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang;  
2)        Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler.
Komplikasi: Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress.
6.         Bengkak Pada Wajah, Kaki Dan Tangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Oedema biasa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.
Penanganan Umum :
a.         Istirahat cukup
b.         Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
c.         Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tanda–tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium.
7.         Nyeri Perut Yang Hebat
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus.
a.         Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda-tanda vital (nadi, tensi, respirasi, dan suhu).
b.         Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
c.         Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98).
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan ektopik; pre-eklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus; ruptur uteri imminens
8.         Selaput Kelopak Mata Pucat
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel–sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi.
Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira–kira 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.
Penanganan Umum :
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup.
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran.
9.         Demam Tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganan Umum :
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84).

Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86).
10.     Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejalagejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia.
Penanganan Umum :
a.         Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan/ darah
b.         Bebaskan jalan nafas
c.         Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
d.        Lakukan pengawasan ketat
Komplikasi: Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria
11.     Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
Penanganan Umum :
a.         Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
b.         Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna, bau) dan membedakan dengan urin.
c.         Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital.
d.        Mengobservasi tidak ada infeksi
e.         Mengobservasi tanda–tanda inpartu
a.         Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta
b.         Tanda–tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
c.         Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm

E.       Diagnosa Kehamilan
Menurut Mochtar Rustam (2003) tanda-tanda diagnose kehamilan yaitu :       
1.          Tanda kehamilan pasti
Pada ibu yang diyakini sedang dalam kondisi hamil maka dalam pemeriksaan melalui USG terlihat adanya janin. Pemeriksa merasakan adanya gerakan janin dalam rahim pada usia 20 minggu, terlihat adanya gambar kerangka janin, dan terdengar denyut jantung janin.
2.         Tanda tidak mungkin kehamilan
Dasar dari tes kahamilan adalah pemeriksaan hormon chorionik gonadotropin dalam urin.
a.         Uterus membesar, perubahan bentuk, besar konsistensi.
b.         Tanda hegar yaitu segmen bawah rahim melunak
c.         Tanda Chadwick. Biasanya muncul pada minggu kedelapan dan terlihat lebih jelas pada wanita yang hamil berulang
d.        Tanda goodel. Muncul pada minggu keenam berupa serviks menjadi lunak dan jika dilakukan pemeriksaan dengan speculum, serviks terlihat lebih berwarna keabu-hitaman.
e.         Tanda piscasek. Uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengah tubuh, bagian yang lebih besar merupakan tempat melekatnya implantasi.
f.          Tanda Braxton hick. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.

3.         Kehamilan tidak pasti (keluhan pasien)
a.         Amenorhea
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graf dan ovulasi, gejala ini sangat penting  karena biasanya wanita hamil tidak haid.
b.         Mual dan Muntah
Enek pada umunya terjadi pada bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh emesis (muntah). Keadaan ini lazim disebut morning sickness.
c.         Mengidam
Menginginkan makanan atau minuman tertentu yang sering terjadi di bulan-bulan pertama.
d.        Leukore (Keputihan)
Peningkatan jumlah cairan vagina pada pengaruh hormon cairan tersebut tidak menimbulkan gatal, warna jernih, dan tidak banyak

F.        Pemeriksaan Diagnosa Kehamilan     
Menurut Sarwono, R. Prawiro (2003) Diagnosa dibuat untuk menentukan hal sebagai berikut :
Kehamilan normal dengan gambaran ibu sehat, tidak ada riwayat obstetri buruk, ukuran uterus sama atau sesuai usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan laboratorium normal (Saifuddin, 2002).
Kehamilan dengan masalah khusus, seperti masalah keluarga atau psikososial, kekerasan dalam rumah tangga, kebutuhan finansial (Saifuddin, 2002). Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan kerja sama penanganannya. Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan segera. Seperti perdarahan, eklampsia, ketuban pecah dini, dan lain-lain. Cara melakukan diagnosis kehamilan antara lain :
1.         Kapan ibu mulai tidak mendapat haid
2.         Apakah ibu mengalami mual dan muntah
3.         Apakah terjadi pembesaran payudara
4.         Apakah terjadi pembesaran putting susu
5.         Apakah sering buang air kecil
6.         Apakah ibu mengalami lesu/lelah/cepat pingsan
7.         Apakah ibu mengalami pigmentasi kulit
8.         Apakah ibu mengalami Folikel Montgomery
9.         Apakah ibu mengidam
10.     Apakah ibu mengalami anoreksia dan obstipasi
11.     Apakah ibu mengalami epulis dan varises
12.     Apakah ibu mengalami peningkatan suhu badan basal
13.     Apakah ibu mengalami peningkatan saliva
14.     Apakah ibu mengalami perubahan warna payudara dan keluarnya kolostrum
Pemeriksaan palpasi leopold dilakukan dengan sistematika:
a.          Leopold I:
Menentukan tinggi fundus uteri (TFU) dan meraba bagian janin yang ada di atas perut ibu.
b.         Leopold II:
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala pasien, mencari sisi bagian yang seperti papan panjang (punggung) janin/mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.
c.          Leopold III:
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas simpisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk difiksasi.
d.         Leopold IV:
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk/melewati PAP (Pintu Atas Panggul).


DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, dkk. 2008. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta
Muchtar Rustam. 2003. Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC.
Sarwono, R. Prawiro. 2003. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Saifuddin, AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar